Sabtu, 22 Mei 2010

may22, 2010

Ditawan Belanda

Filed under: KEMERDEKAAN — Iman Brotoseno @ 5:48 am
Tags:

aksi-polisionil-2.jpgSetelah aksi polisional kedua Desember 1948, ketiga pemimpin Republik yang masih muda ini ditawan Belanda dan diasingkan ke Pulau Bangka,

February 9, 2008

Perjanjian Linggajati

Filed under: Diplomasi,KEMERDEKAAN — arishu @ 9:58 pm
Tags:

Free Image Hosting at allyoucanupload.com Free Image Hosting at allyoucanupload.com

Gedung pada foto di atas merupakan tempat pertemuan perundingan Linggajati yang berlangsung pada tanggal 11-13 November 1947. Gedung yang berada di daerah Kuningan Jawa Barat, yang sekarang dikenal sebagai Museum Perundingan Linggajati, merupakan saksi sejarah diplomasi awal Indonesia. Di gedung inilah untuk pertama kalinya Indonesa dan Belanda duduk dalam satu meja perundingan sebagai dua pihak yang sama kedudukannya.

(more…)

January 26, 2008

Tiga Serangkai

Filed under: BAPAK BANGSA,KEMERDEKAAN — Iman Brotoseno @ 11:04 am
Tags:


………………….Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi/ Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak/Kenang, kenanglah kami/ Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat/Berikan kami arti/Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian/
Kenang, kenanglah kami/yang tinggal tulang-tulang diliputi debu/Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
( Chairil Anwar )

Perjalanan dinas menteri 1947

Filed under: BAPAK BANGSA,KEMERDEKAAN — Iman Brotoseno @ 4:18 am
Tags:

menunggu-kereta.jpg

Ilustrasi diatas adalah perjalanan dinas para Menteri Menteri Republik ketika meninjau front Jawa Timur. Mereka menunggu kereta di stasiun Mojokerto yang akan membawa kembali ke Jogjakarta. Tak ada uang dinas perjalanan, tak ada ruang tunggu VIP. Dari kiri ke kanan, Mr. Tan Po Goan ( Menteri Negara ), Mr. Amir Syarifuddin ( Menteri Pertahanan ), Agus Yaman ( Badan Penghubung ), Mr.Maria Ulfah ( Menteri Sosial ), Dr.Johannes Leimena ( Menteri Kesehatan ), Mr. Ali Budiardjo ( Sekretaris Negara ), Adnan Kapau Gani ( Menteri Kemakmuran ) dan Sutan Syahrir ( Perdana Menteri )

January 18, 2008

Soekarno & Haji Agus Salim

Filed under: KEMERDEKAAN — Iman Brotoseno @ 3:46 pm

soekarno-agus-salim.jpg

Presiden Soekarno bersama dengan Menteri Luar Negerinya Haji Agus Salim dalam masa baru duduk di bangku SMP kelas 1, sering bingung. Bocah tersebut merasa bingung karena membaca slogan yang panjang, yang berisi kiprah mengisi kemerdekaan. Lantas dengan cara apa saya harus mengisi kemerdekaan ini ? kata Esta di dalam hati.






Mengisi kemerdekaan dengan kerja keras

Di saat bocah itu lagi kebingungan, di rumahnya kedatangan tamu, Eyang Rusydi, kakeknya sendiri yang selama ini tinggal di kota lain. Bocah ini lantas bertanya kepada kakek, tentang makna mengisi kemerdekaan. Dengan sikap arif, kakeknya menjawab bahwa bagi bocah usia sekolah: belajar tekun dengan sepenuh hati, itulah cara mengisi kemerdekaan. Sedangkan bagi mereka yang sudah dewasa, bekerja membanting tulang dengan sepenuh hati, itulah cara yang paling tepat untuk mengisi kemerdekaan.

Pembaca sekalian, seringkali makna mengisi kemerdekaan negara kita, memang ditulis dalam slogan yang panjang dan sulit dipahami. Padahal mengisi kemerdekaan, adalah hal yang amat sederhana tapi sekaligus sangat vital. Jika kita seorang pelajar atau mahasiswa, maka belajar secara maksimal agar meraih hasil terbaik, itulah bukti bahwa kita sudah mengisi kemerdekaan. Jika suatu saat kita gagal berprestasi dalam belajar, misalnya gagal naik kelas atau tidak lulus dalam ujian akhir, kita tidak boleh berputus asa. Tidak naik kelas atau tidak lulus ujian, hakikatnya bukan gagal tapi kita diminta lebih banyak belajar.

Bangkit dan belajarlah lebih keras lagi tanpa kenal putus asa, niscaya kesuksesan akan diraih di masa mendatang. Orang cerdas, bukanlah mereka yang tidak pernah gagal sama sekali dalam mencari ilmu. Orang cerdas adalah mereka yang kendati pernah gagal, namun belajar lebih keras lagi, sehingga mencapai prestasi terbaik. Sedangkan bagi mereka yang sudah dewasa, bekerja keras tanpa kenal menyerah, itu bukti bahwa kita sudah mengisi kemerdekaan. Apapun pekerjaan kita, mulai presiden direktur hingga tukang cukur, asal itu dikerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh, berarti kita sudah mengisi kemerdekaan. Apapun yang kita kerjakan, asal bermanfaat bagi diri dan keluarga kita, bermanfaat bagi warga di sekitar kita, dan bermanfaat bagi perkembangan bangsa, berarti kita sudah turut andil mengisi kemerdekaan.

Dirgahayu Republik Indonesia, mari kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras dan pantang menyerah. Apapun profesi kita, cintailah profesi tersebut dengan sepenuh hati. Jika kita cinta penuh pada profesi yang sedang ditekuni, maka profesi tersebut juga akan mencintai kita dengan memberi imbalan finansial yang maksimal. Jangan setengah-setengah dalam menjalani profesi. Tidak ada kesuksesan dalam hidup, yang tidak ditempuh dengan kerja keras. Tidak ada orang yang berhasil dalam hidup, jika hanya berpangku tangan. Semua kesuksesan pasti diawali dengan kerja keras dan kerja cerdas

Demikian pula pahlawan kita di masa lalu, saat memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Para pahlawan kerja keras tanpa kenal lelah, bertekat baja tanpa kenal menyerah, sehingga akhirnya tercapailah kemerdekaan RI yang dicita-citakan bersama. Tanpa kerja keras para pahlawan, niscaya kemerdekaan hanya akan jadi angan-angan. Semangat pantang menyerah para pahlawan inilah, yang perlu kita transfer ke jati diri kita segenap bangsa Indoensia. “Merdeka berarti kerja keras untuk mencapai sukses”.

Salam Sukses Luar Biasa. Merdeka.

perjuangan pengakuan kemerdekaan Republik Indonesia

Kisah Menarik Seputar Kemerdekaan Indonesia

Posted on February 16, 2009 by saladin1985.
Categories: Pahlawan, Renungan.

Kisah Menarik Seputar Kemerdekaan Indonesia

Dirgahayu Indonesia!

Untuk mengenang jasa para pahlawan dan melihat sisi lain dari sebuah
kemerdekaan, berikut ini sekumulan cerita yang menyentuh di belakang
kemerdekaan Indonesia. Dikutip dari Milis Friendship.

Moderator AirPutih
———————–
Tulisan berikut dikutip benar-benar persis dari Harian Suara Merdeka, hari
Jumat, tanggal 18 Agustus 1995, halaman VII, dalam rangka memperingati 50
tahun kemerdekaan Indonesia.

———————–
Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai revolusi dari
kamar tidur?

Coba simak ceritanya.

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur
nyenyak di
kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria
tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama
para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana
Maeda.
“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter
kesayangannya.

Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil
brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun.
Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat
pukul
10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.

“Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung
Karno
di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu
kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih.

Setelah upacara yang singkat itu, Bungk Karno kembali ke kamar tidurnya.
masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…

———————–

Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa
protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam.
Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam
hanya
beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang
terjadi
pada sebuah upacara sekaral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga
ratus
tahun!

———————–

Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI.
Tetapi
dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei
tempat
tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!

———————–

Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama
yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya
lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga
Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik
Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang
menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara,
30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet
Pembangunan V (1988-1993).

Fahmi: sekarang AT mah jadi tukang korupsi…:(

———————–

Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral
wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di
dunia.
Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto
(memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak)
serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

———————–

Hubungan antara revolusi Indonesia dan Hollywood, memang dekat.

Setiap 1 Juni, selalu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila semasa
Presiden Soekarno. Pada 1956, peristiwa tersebut “hampir secara kebetulan”
dirayakan di sebuah hotel Hollywood.

Bung Karno saat itu mengundang aktris legendaris, Marylin Monroe, untuk
sebuah makan malam di Hotel Beverly Hills, Hollywood. Hadir di antaranya
Gregory Peck, George Murphy dan Ronald Reagan (25 tahun kemudian menjadi
Presiden AS).

Yang unik dari pesta menjelang Hari Lahir Pancasila itu, adalah kebodohan
Marilyn dalam hal protokol.

Pada pesta itu, Maryln menyapa Bung Karno bukan dengan “Mr President” atau
“Your Excellency”, tetapi dengan “Prince Soekarno!”

———————–

Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17
Agustus 1964, “Tahun Vivere Perilocoso” (Tahun yang Penuh Bahaya), telah
dijadikan judul sebuah film The Year of Living Dangerously. Film tersebut
menceritakan pegalaman seorang wartawan asing di Indonesia pada 1960-an.
Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk
kategori
film asing!

Fahmi: hebat…Indonesia bisa menjadi sumber inspirasi untuk membuat
film….dapat penghargaan pula. Mudah2an peledakan bom Bali + JW
Marriot ga
dibikin filmnya…ntar dapat oscar utk semua kategori, hehehe.. :p

———————–

Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh
Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan
disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru
disimpan
dengan baik oleh wartawan BM Diah.

Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana
Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti
Melik.

Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden
Soeharto,
setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

———————–

Ketika tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa 9 Juli 1942 siang bolong, Bung Karno
mengeluarkan komentar pertama yang janggal didengar. Setelah menjalani
pengasingan dan pembuangan oleh Belanda di luar Jawa, Bung Karno justru
tidak membicarakan strategis perjuangan menentang penjajahan. Masalah yang
dibicarakannya, hanya tentang sepotong jas!

“Potongan jasmu bagus sekali!” komentar Bung Karno pertama kali
tentang jas
double breast yang dipakai oleh bekas iparnya, Anwar Tjikoroaminoto, yang
menjemputnya bersama Bung Hatta dan segelintir tokoh nasionalis.

———————–

Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang
pernah
mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13
Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat
dan dr
Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber
bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil,
tetapi tak ada tempat.

Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan
itu.
Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno
melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali,
bersemburlah
air seni itu dan membasahi semua penumpang. Byuuur…

———————–

Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat
didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini.

Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan
peristiwa
penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik
proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan
sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan.
Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar.

Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor
harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan
dipublikasi
secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer
bersikap jujur pada Jepang?

———————–

Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi,
Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada
Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia.
Bung Hatta memakai paspor dengan nama “Abdullah, co-pilot”.

Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik,
seorang
industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai.
Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu
Mahatma
Gandhi. Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Gandhi mengetahui
perjuangan Hatta.

Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa “Abdullah” itu
adalah
Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena
tidak diberi tahu yang sebenarnya. “You are a liar !” ujar tokoh
kharismatik
itu kepada Nehru

———————–

Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal
tersebut
menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu,
pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman (wafat 1937) dan
pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat
1894)
meninggal dunia.

———————–

Bendera Merah Putih dan perayaan tujuh belasan bukanlah monopoli
Indonesia.
Corak benderanya sama dengan corak bendera Kerajaan Monaco dan hari
kemerdekaannya sama dengan hari proklamasi Republik Gabon (sebuah
negara di
Afrika Barat) yang merdeka 17 Agustus 1960.

———————–

Jakarta, tempat diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia dan kota tempat
Bung Karno dan Bung Hatta berjuang, tidak memberi imbalan yang cukup untuk
mengenang co-proklamator Indonesia.

Sampai detik ini, tidak ada “Jalan Soekarno-Hatta” di ibu kota Jakarta.

Bahkan, nama mereka tidak pernah diabadikan untuk sebuah objek bangunan
fasilitas umum apa pun sampai 1985, ketika sebuah bandara diresmikan
dengan
memakai nama mereka.

———————–

Gelar Proklamator untuk Bung Karno dan Bung Hatta, hanyalah gelar
lisan yang
diberikan rakyat Indonesia kepadanya selama 41 tahun! Sebab, baru 1986
Permerintah memberikan gelar proklamator secara resmi kepada mereka.

———————–

Kalau saja usul Bung Hatta diterima, tentu Indonesia punya “lebih dari
dua”
proklamator. Saat setelah konsep naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
rampung disusun di rumah Laksamana Maeda, Jl Imam Bonjol no 1, Jakarta,
Bung Hatta mengusulkan semua yang hadir saat rapat din hari itu ikut
menandatangani teks proklamasi yang akan dibacakan pagi harinya.

Tetapi usul ditolak oleh Soekarni, seorang pemuda yang hadir. Rapat itu
dihadiri Soekarno, Hatta dan calon proklamator yang gagal : Achmad
Soebardjo, Soekarni dan Sajuti Melik.

“Huh, diberi kesempatan membuat sejarah tidak mau”, gerutu Bung Hatta
karena usulnya ditolak.

———————–

Perjuangan frontal melawan Belanda, ternyata tidak hanya menelan korban
rakyat biasa, tetapi juga seorang menteri kabinet RI.

Soepeno, Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta, merupakan
satu-satunya menteri yang tewas ditembak Belanda. Sebuah ujung revolver,
dimasukkan ke dalam mulutnya dan diledakkan secara keji oleh seorang
tentara
Belanda. Pelipis kirinya tembus kena peluru.

Kejadian tersebut terjadi pada 24 Februari 1949 pagi di sebuah tempat di
Kabupaten Nganjuk , Jawa Timur. Saat itu, Soepeno dan ajudannya sedang
mandi
sebuah pancuran air terjun.

———————–

Belum ada negara di dunia yang memiliki ibu kota sampai tiga dalam kurun
waktu relatif singkat. Antara 1945 dan 1948, Indonesia mempunyai 3 ibu
kota,
yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948) dan Bukittinggi
(1948-1949).

———————–

Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia Jenderal Soedirman, pada
kenyatannya tidak prnah menduduki jabatan resmi di kabinet RI. Beliau
tidak
pernah menjadi KSAD, Pangab, bahkan menteri pertahanan sekalipun!

———————–

Wayang ternyata memiliki simbol pembawa sial bagi rezim yang memerintah
Indonesia. Betapa tidak, pada 1938-1939, Pemerintah Hindia Belanda melalui
De Javasche Bank menerbitkan uang kertas seri wayang orang dan pada 1942,
Hindia Belanda runtuh dikalahkan Jepang.

Pada 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang menerbitkan uang kertas seri
wayang
Arjuna dan Gatotkoco dan 1945, Jepang terusir dari Indonesia oleh pihak
Sekutu.

Paa 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan uang kertas baru seri wayang
dengan
pecahan Rp 1 dan Rp 2,5 dan 1965 menjadi awal keruntuhan pemerintahannya
menyusul peristiwa G30S/PKI.

———————–

Perintah pertama Presiden Soekarno saat dipilih sebagai presiden
pertama RI,
bukanlah membentuk sebuah kabinet atau menandatangani sebuah dekret,
melainkan memanggil tukang sate !!!

Itu dilakukannya dalam perjalanan pulang, setelah terpilih secara aklamasi
sebagai presiden. Kebetulan di jalan bertemu seorang tukang sate
bertelanjang dada dan nyeker (tidak memakai alas kaki).

“Sate ayam lima puluh tusuk!”, perintah Presiden Soekarno.
Disantapnya sate dengan lahap dekat sebuah selokan yang kotor.

Dan itulah, perintah pertama pada rakyatnya sekaligus pesta pertama atas
pengangkatannya sebagai pemimpin dari 70 juta jiwa lebih rakyat dari
sebuah
negara besar yang baru berusia satu hari.

———————–

Kita sudah mengetahui, hubungan antara Bung Karno dan Belanda tidaklah
mesra. Tetapi Belanda pernah memberikan kenangan yang tak akan pernah
dilupakan oleh Bun Karno.

Enam hari menjelang Natal 1948, Belanda memberikan hadiah Natal di Minggu
pagi, saat orang ingin pergi ke gereja, berupa bom yang menghancurkan atap
dapurnya. Hari itu, 19 Desember 1948, ibu kota Yogyakarta jatuh ke tangan
Belanda.

———————–

Sutan Sjahrir, mantan Perdana Menteri RI pertama, menjadi orang Indonesia
yang memiliki prestasi “luar biasa” dan tidak akan pernah ada yang
menandinginya. Waktu beliau wafat 1966 di Zurich, Swiss, statusnya sebagai
tahanan politik. Tetapi waktu dimakamkan di Jakarta beberapa hari
kemudian,
statusnya berubah sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.



Bendera Merah PutihMerdeka!! Merdeka!! Merdeka!! Sudah 64 tahun Negara Kita , Negara Indonesia Terbebas dari Jajahan dari Negara lainnya.. W4nzz melalui blog Pondok Cerita mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia Ke 64.

Kali ini dengan bertepatan dengan hari kemerdekaan Bangsa Indonesia, W4nzz ingin berbagi beberapa "Kisah Menarik Seputar Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia" yang saya temukan di sebuah Milis..

"Sejarah"?? Ah Malaslah kalo bahasannya tentang sejarah... Capek Deh.." Mungkin kalimat ini yang ada pikiran sebagian orang bila mendengar kata sejarah.. Salah satunya termasuk saya.. :P

Uppss... tunggu dulu,,Pada postingan ini, kita akan belajar sejarah dengan gaya yang berbeda, bukannya dengan cerita-cerita formal yang di ajarkan di sekolah2.. Di jamin tidak akan membosankan dan kita lebih gampang buat mengingatnya..

Mungkinkah Revolusi Kemerdekaan Indonesia disebut sebagai "revolusi dari kamar tidur"? Coba simak ceritanya...

Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00, ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda.“Pating greges”, keluh Bung Karno setelah dibangunkan dokter kesayangannya.

Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta. Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah.

Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!”, ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih.
Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya. masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai…


Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara skaral yang dinanti-nanti selama lebih dari tiga ratus tahun!

Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI.Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!

Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).

Gimana Cukup Menarik bukan?? kalo tertarik mari ikutin lagi ceritanya





Tidak ada komentar:

Posting Komentar